"Nora, ntar malam jalan yuk?
Mumpung malam tahun baru nih. Liat kembang api!" 

Itu salah satu pesan via BBM yang dikirim seorang temanku senja tadi. Tak butuh waktu lama untuk read, dan dengan sebuah alasan aku menolak ajakannya. Ya, aku tolak dengan alasan mau tidur cepat. Tapi pasti temanku ga percaya juga sih aku bakalan tidur cepat. Because it's not so me and she knows me so well. Dan untungnya dia ga tanya lebih lanjut.

Terus terang aku sama sekali ga tertarik untuk ikut. Aku terlalu malas untuk keluar malam tahun baruan. Aku memilih untuk tinggal di kos, menikmati segelas coklat hangat, dan berselancar di dunia maya untuk mencari mangsa dengan si laptop kesayangan. Bukan mangsa yang aneh-aneh. Maksudnya mangsa adalah bahan bacaan bermanfaat yang bisa aku baca untuk memuaskan nafsu membacaku. Aku butuh bacaan dari pada sekedar jalan-jalan di keramaian. 

Keramaian. Sudah bisa dipastikan dong ya gemana ramainya malam tahun baru itu. Aku suka merasa asing bila berada di keramaian. Bukan asing sih sebenarnya, tapi lebih ke rasa ga suka. Ya mungkin ini bawaan introvert juga. Suasana ramai itu bikin aku ga bisa berkonsentrasi. Suara kembang api, terompet, musik, teriakan, semua membaur jadi satu. Itu salah satu hal yang harus dihindari bagi seorang introvert macam aku.

Belum lagi macet. Iya macet. Ga aneh deh kalo macet di tahun baru tuh. Pasti ada saja beberapa ruas jalan yang akan ditutup dan lalu lintas dialihkan ke jalan yang lain. Dan bisa dipastikan kemacetan pasti terjadi. Bayangin kalo misal terjebak kemacetan dengan suara klakson kendaraan yang pada ga tau diri. Sumpah males banget deh. Dan mendadak timeline twitter dan facebook jadi penuh status macet.

Jadi ya begitulah dengan beberapa alasan di atas cukup membuatku duduk anteng di depan laptop sambil menulis postingan pendek ini. Walaupun ga pergi ke keramain, tapi di sekitar kosku ramai banget. Apalagi dari kos cowok di depan nyalain musik dengan nyaringnya. Berasa lagi dugem. Kembang api juga cukup terlihat. Lumayan menghibur lah intinya, kecuali musiknya yah.

Bagaimanapun, selamat tahun baru 2016. Yang merayakan, selamat bersenang-senang. Jangan cuma bersenang-senang, sempatkan untuk berdo'a agar di tahun 2016 menjadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya, baik bagi kita, orang lain, dan semuanya. See you in 2016 :D


Bicara soal resolusi, tiap tahun aku selalu punya resolusi yang aku cita-citakan dan ingin aku wujudkan. Ada banyak sebenarnya daftar resolusi yang aku buat untuk tahun 2015. Dari yang sifatnya pribadi sampai non-pribadi. Setelah satu tahun terlewati, dan menegok kembali daftar tersebut, alhamdulillah banyak yang terlaksana. Tapi ada juga beberapa yang gagal.

Salah satu yang gagal itu adalah solo travelling ke luar pulau. Aku memang suka jalan-jalan, pergi ke tempat baru, bertemu orang baru, belajar hal baru. Ahhh, sangat menyenangkan. Kelihatan keren kan? Iya tapi cukup susah untuk diwujudkan. Padahal hal ini masuk daftar utama. Tapi apalah daya, ada hal yang membuat impian utama ini tak terwujud.

Alasan utama menempatkan solo travelling di daftar utama karena saat itu aku berpikir akan ada banyak waktu, mengingat awal tahun 2015 aku masuk semester 8 kuliah, yang mana aku hanya akan disibukkan dengan urusan skripsi. Jadi ada banyak waktu untuk jalan-jalan disambi mengerjakan skripsi. Apalagi dengan budget yang sudah aku perhitungkan, aku begitu optimis.

Manusia boleh berencana, tapi Tuhanlah juga yang menentukan. Ya itu memang benar. Akhir Bulan Februari 2015 aku mendapat kesempatan magang gratis selama enam bulan dengan uang bulanan yang cukup menggiurkan di salah satu perusahaan migas. Aku pikir ini kesempatan yang sangat jarang. Dengan senang hati aku menerima dan harus merelakan impian utamaku di tahun 2015 tak terwujud. Ya karena dengan ikut magang, tidak ada cukup waktu untuk mewujudkan impian tersebut.

Pundi-pundi rupiah alhamdulillah bertambah, tapi agak sedih mengingat tak bisa mewujudkan impian utama. Waktu benar-benar tak bersahabat. Walaupun waktu magang telah selesai, aku harus mulai memikirkan skripsiku yang juga kurang perhatian selama magang. Kalau sudah begitu, hanya bisa menerima dengan ikhlas. Ya mungkin resolusi yang aku buat untuk tahun 2015 berubah haluan, tapi aku juga senang karena aku mendapat pengalaman dan pengetahuan lain yang sangat bermanfaat. 

Intinya, tahun 2015 boleh berakhir, tapi insyaallah masih ada waktu untuk beresolusi. How about 2016? Mengingat di tahun 2015 aku punya impian/ harapan utama, di tahun 2016 pun sama. Harapan utama dan terbesarku untuk tahun 2016 aku bisa menyelesaikan skripsi dan mewujudkan kembali impian solo travelling yang sempat gagal. Semoga kali ini Tuhan mengijinkan dan waktu lebih bersahabat, amin.

 <<<>>>

Tulisan ini diikutsertakan Giveaway Tinta Perak 

http://tintaperak.com/giveaway-tinta-perak/

Ms Dow Antiques Tique Talk by Marianne Dow: Vintage Mothers Day Cards and History:
Desember. Apa sih yang terbayang ketika teringat kata Desember? Kalo buat aku sendiri, ada banyak hal. Contohnya musim hujan, liburan, tahun baru, dan...hari ibu. Nah yang terakhir ini selalu aku tandai loh di kalender biar selalu ingat. Iya, Hari Ibu. Dan kalau ingat hari ibu, aku teringat moment terbaik bersama ibu yang selalu aku tunggu.



Ga kerasa banget yah udah di penghujung tahun 2015. Rasanya baru kemarin tahun baruan, eh udah mau tahun baru lagi aja. Waktu cepet banget deh berlalu. Ngomongin tahun baru, apa acara tahun barumu nanti? Kalo aku sendiri bakal party ala anak kos dengan beberapa teman. Walau judulnya party, tapi kita ga party yang aneh-aneh ko. Palingan masak-masak sambil menikmati kembang api menyambut tahun baru, dilanjut pajamas party. Hmmm, how awesome.


Perempuan itu berumur hampir 50 tahun. Wajahnya putih dengan senyum yang selalu terkembang tiap berpapasan dengan orang. Walaupun kerutan mulai tampak di wajah itu, tapi tubuhnya masih terlihat bugar, dengan semangat yang masih sama seperti 15 tahun yang lalu, saat pertama kali mengantarku ke bangku sekolah dasar. Perempuan itu adalah ibuku, yang selama 22 tahun ini kupanggil mamak.


(sumber gambar: pinterest.com)


"Nduk, kalo mamak masak mbok yo diliat biar tau".

Dulu sering banget kalimat ini kudengar. Tepatnya sih saat masih jamannya sekolah. Saat mamak lagi masak dan kebetulan aku bersliweran di dapur. Kalo udah denger kalimat itu aku cuma bisa diam trus mencoba membantu. Ya palingan bantu kupas bawang doang, habis itu pergi entah ke mana. Sebenarnya mamak ga pernah memaksa untuk belajar masak. Cuma kadang kalimatnya itu sesuatu sekali. Terdengar datar tapi kesannya mengintimidasi. Tapi yah namanya aku ga peka. Jadi santai aja tiap disuruh belajar masak. Toh aku masih sekolah, masih banyak waktu untuk belajar masak.




Yaelah judulnya gitu amat yak. Sorry nih bukan maksud promosi apalagi jualan. Ini murni cuma judul semata. Tanpa ada maksud terselubung apalagi terselimut. Ya tapi gemana ya...memang gitu adanya sih. Biarlah hati ini beristirahat sejenak dengan yang namanya cinta sampai menemukan seseorang yang tepat. Biarlah status jomblo bin single melekat padaku asal aku bahagia *halahhh*.

Tarik nafas…hembuskan…tarik nafas…hembuskan..tarik nafas…ah sudahlah. Dikira ini lagi persiapan mau melahirkan apa ya. Tapi seriusan deh, ini tadi sensasinya deg-degan banget. Gemana ga coba? Pasti pada penasaran juga kan kenapa, iya kan…iya dong…Sini deh aku kasi tau. Jadi gini ceritanya.



Aku cukup mengenal gadis itu, kurasa. Akhir-akhir ini dia sering menggunakan jasaku walaupun tidak untuk waktu yang lama. Tapi waktu yang singkat itu membuatku ingin selalu melihatnya. Aku tak tahu kenapa dia memilihku, padahal masih banyak yang lebih baik. Aku merasa beruntung bisa bertemu dengannya.




Tetesan-tetesan hujan sore itu menghujam tubuhku yang berlari kecil  Aku tak peduli pakaianku mulai basah. Aku senang hujan bulan November kali ini. Aku terus berlari kecil menuju sebuah toko kue. Yap, “Royal Bakery” nama tokonya. Royal Bakery selalu menjadi tempat favoritku saat sedang senang. Kuseka wajahku yang basah karena hujan begitu sampai di etalase toko. Aku berhenti sejenak. Kuhirup aroma kue dan hujan yang bercampur jadi satu. Menyenangkan.
Judul      : Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis   : Pidi Baiq
Penerbit : Mizan
Genre     : Romance
Tebal      : 332 Halaman
ISBN      : 978-602-7870-41-3

Ga tau kenapa milih novel ini buat di resensi. Suka aja sama alur, sudut pandang, dan gaya penulisnya. Sebenarnya novel ini punya lanjutan dengan judul yang sangat mirip sekali, Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991. Tapi aku bakal ngasih resensi dari sudut pandangku untuk yang novel pertama saja. Aku kurang suka yang kedua, mungkin karena endingnya yang ga bahagia *nangis sambil meluk guling. Yuk lanjut pir.... *ehhh.

Yap...skripsi atau disebut juga Tugas Akhir (TA) adalah salah satu syarat untuk lulus dari sebuah perguruan tinggi. Setelah melewati tahun-tahun dengan mata kuliah akhirnya tugas akhir ini harus aku ambil. Dulu waktu masih awal kuliah, aku selalu mikir pasti enak deh jadi mahasiswa tingkat akhir. Udah ga ada kuliah, palingan cuma sibuk ngurus skripsi. Tapi itu dulu ya, kenangan empat tahun yang lalu. Sekarang status udah jadi mahasiswa tingkat akhir. Rasanya pengen balik ke masa-masa semester awal. Ga apa-apa deh banyak tugas asal ga ada skripsi. Rasanya pengen lulus kuliah tanpa harus ngelewatin skripsi. But the fact is impossible.


Kaskus lagi ngadain acara yang wah nih gan. Yap acara ini berjudul Kaskus cendolin Indonesia. Jadi bakal ada acara bagi-bagi cendol beneran. Serius nih cendol beneran? Bukan cendol yang reputasi itu. Iya cendol beneran, yang bisa diminum. Apalagi ini pas bulan ramadhan, pas banget kan timing-nya. Acara ini melibatkan 54 Regional di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dan pihak Kaskus rencananya bakal mecahin rekor MURI karena bagi-bagi cendol terbanyak, dengan target pencapaian 15.000 gelas cendol. Wooow ga tuh.


Yes, I am an introvert. No, I am not shy. No, I am not stuck up. No, I am not antisocial. I am just listening. I am just observing. I can't  stand small talk. But I'll talk about life for hours. I'd rather be home with a close friend  or 2 than among a big crowd of acquaintences. Don't scold me in public. Don't embarass me in public. Respect that I am reserved. And if i open myself up to you, know that means you are very special to me


Setelah kemarin dipameri Bang Alfin tentang camping ceria di Pantai Sekerat, jum'atnya rela ijin biar bisa ikut camping. Kalo ngomongin pantai sekerat jadi ingat trip waktu ke Pulau Miang. Iya waktu ke Pulau Miang kita sempat menyusuri pesisir Pantai Sekerat. Dan harapan buat bisa balik ke sana kesampain deh. Kalo kapan itu pas lagi jomblo, sekarang....masih aja jomblo. Kalo kapan itu bareng Bang Novi si artis Jowo, sekarang bareng tiga abang konyol nan seru, Bang Alfin, Bang Dodo dan Bang Sultan.


Setelah pulang ganti baju, kami lanjut untuk makan siang dulu setelah trek menanjak Jantur Inar yang menguras energi. Kami makan di rumah makan wong solo dengan slogan 100 % halal, hahahaha. Ngobrol sambil makan sambil liat hasil jepretan di kamera yang hampir semuanya ga jelas. Beres makan kami lanjut jalan-jalan. Tujuan kali ini ke Jantur Mapan. 

Bangun-bangun udara dingin banget, dan baru ingat kalo lagi di Kutai Barat, Tepatnya di Barong Tongkok. Setelah seharian kemarin aku dan dua orang temanku di dalam bis dan begitu sampai kami bertiga lanjut istirahat. Suhu udara di sini dingin banget. Mana kata temanku, daerah yang kami datangi ini emang daerah yang cukup tinggi. Melongok keluar jendela, embun everywhere . Temanku menyuruh untuk segera mandi agar kami bisa langsung explore beberapa tempat wisata di sini. Tapi baru nyentuh air, urung mandi deh. Airnya dingin kaya air es T.T

Udah lama ih ga pergi kulineran. Sekarang sibuk magang. Makan apa yang ada aja. Tapi berhubung kemaren sore tuh bete ga ngapa-ngapain tiba-tiba ada BM dari si Liana ngajak pergi makan. Teringat juga janji mau traktir dia makan, akhirnya ajakannya tersambut dengan indahnya. Pilihan kami pun jatuh pada Scoop, yang dari dulu mau di datangi tapi baru keturutan sekarang.

Sekali habis pergi maunya pergi terus. Iya setelah minggu lalu mengunjungi Kedang Ipil, sabtu ini kami pergi ke destinasi lain. Ko jadi semacam ketagihan yah :|...Kalau minggu lalu ketemu air...kali ini kita bakal bertamu ke sebuah bukit. Yap...Bukit Batu Dinding kilo 45 menjadi sasaranku dan dua orang temanku yang biasa. Dan terus terang saja ini termasuk rencana yang agak dadakan atas saranku juga sih. Karena didorong rasa penasaran dan beberapa foto dari instagram yang bikin jelous, kami sepakat harus sampai ke tujuan.

Ga kerasa yah udah weekend aja. Dan kita semua tahu apa yang menyenangkan dari weekend. Mulai dari libur kerja, jalan-jalan, dan memanjakan diri tentunya. Well..well..well.... begitu juga denganku. Semenjak ngerasain jadi anak magang,  weekend tuh rasanya berharga banget setelah lima hari kerja. Mencari hiburan.... sudah pasti. Berawal dari pembicaraan hari sebelumnya, aku dan dua orang temanku memilih untuk pergi ke Desa Kedang Ipil yang berada di daerah Kutai Kartanegara untuk melihat air terjun.
"Drrttt...drrttt....", Hpku bergetar-getar dalam tas. Aku cek Hp yang sedari maghrib terabaikan. Nama Bang Alfin terlihat di layar.
"Hallo...dengan sodara nimas ayu roro nisa di sini. Ada yang bisa saya bantu?"
"Dek di mana? Sudah di Samarinda kah?"
"Udah bang. Ini baru aja sampe dari Sangasanga".
"Besok camping yok di kilo 38 Balikpapan?"
"Duh belum packing bang...repot..."
"Aishh kaya cewek aja. Packing sudah sekarang trus tidur biar besok bangun pagi. Pokoknya ikut yah. Ditunggu besok jam 8 pagi di BLKI". Tak lama pembicaraan kami terputus. Aku berpikir sejenak sebelum akhirnya mulai mengisi ransel dengan keperluanku selama camping. Well...ini masih kamis malam, long weekend juga sih. Rugi kalo ga ke mana-mana.

Bangun pagi jam enam kurang. Badan rasanya sakit semua. Duh lama ga jalan jauh kaki rasanya pegel semua. Ceritanya mau ngeliat sunrise. Dan ternyata matahari kurang bersahabat pagi itu. Semua masih pada tepar karena capek. Jalan-jalan sebentar di sekitar pulau plus ambil foto. Sayangnya pulau ini pesisirnya ga terlalu bagus. Pasirnya ga kaya pantai pada umumnya. Tapi entah kalau di sisi pulau yang lain.


Wallaaaa....setelah sekian lama ga jalan-jalan akhirnya punya kesempatan lagi untuuk memanjakan diri dengan indahnya alam Indonesia. Well...ga jauh-jauh sih, masih diseputaran Kalimantan Timur. Lebih tepatnya destinasi kali ini ke Pulau Miang yang terletak di Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur. Lagi-lagi trip kali ini juga karena diajak oleh abang Alfin tercinta hahaha. Iya dia yang ngajak tapi malah ga ikutan ngetrip. Duhhh bang....
Bubur sumsum. Pasti banyak dari kita yang sudah tidak asing dengan nama ini. Yap...makanan yang termasuk jenis jajanan pasar ini memang sudah cukup terkenal dengan masyarakat Indonesia. Mungkin hampir semua daerah di Indonesia mengenal bubur sumsum. Warnanya buburnya yang putih plus kuah santan kental gula merah jadi ciri khasnya. Manis di lidah...enak di mulut...meluncur lancar di tenggorokan hahaha.
Udara malam terasa dingin setelah hujan mengguyur sedari siang. Ditambah tadi pulang ujan-ujanan. Makin dinginlah. Disaat dingin melanda, perut meronta. Yuhuuu....lapar. Ambil kunci motor...kunci pintu kamar kos...cus cari makan.
Sore-sore habis ujan ko tiba-tiba jadi keinget tahu kukus buatan emak di rumah. Enak kali yah buat ngemil sore-sore gini. But wait, mau beli tahu kukus di mana? Emang ada yg jual? Setelah melirik mejikom/ricecooker atau apalah itu namanya, di atas meja, langsung kepikiran buat bikin tahu kukus sendiri. Ambil hape telpon emak. Ga berapa lama... "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif...". Yaelah pake ga aktif segala.

Ka, mama sakit. 
Mau sampai kapan kakak seperti ini?
Mama sudah berubah pikiran dan melupakan kejadian itu
Pulanglah...
Tumis Ceria
Wallaaaa....apa yang ada dalam pikiran kita saat mendengar kata tumis? Kangkung mungkin....sayuran, bisa jadi. Well mungkin tumis udah ga asing dong yah buat kita. Secara ini jenis masakan familiar di Indonesia. Udah gitu gampang banget masaknya. Yang paling familiar yah pasti tumis kangkung. But here...kita bukan mau numis kangkung, tapi kita coba sayuran yang lain.

       Kamis, 25 Desember 2014
Berangkat siang dari Samarinda ke Sangatta buat ikut latgab lanjutan minggu kemarin. Sampai terminal Sangatta nunggu jemputan dari bang Oki soalnya bang Alfin udah duluan ke spot buat latgab caving kali ini, Gua Angin. Jemputan datang langsung cus ke rumah Teh Rini, numpang nginap lagi di sana hehehe. Malamnya nyiapin peerlengkapan selama di gua ntar. Ga lama siap-siap tidur biar paginya bangun dengan segar.