NanoNa Blog

Dulu aku selalu mikir kalo berbuka dengan yang manis itu adalah ajaran Nabi Muhammad. Wah Nabi aja berbuka dengan yang manis, aku juga lah. Tapi setelah aku melakukan pengusutan, ternyata ga loh. Dalam hadist hanya disebutkan bahwa Nabi Muhammad biasa membatalkan puasanya dengan buah kurma atau air. DENGAN BUAH KURMA BUKAN DENGAN SESUATU YANG MANIS. Tidak ada penyebutan khusus harus berbuka dengan yang manis. Nah loh.

Mungkin pernyataan berbuka dengan yang manis ini ada karena hadist tersebut. Buah kurma kan manis gitu ya jadi kurmanya dihilangin ganti makanan manis yang lain ga apa-apa. Kan sama-sama manis tuh. Belum lagi iklan-iklan di TV itu ya kan kebanyakan tentang makanan atau minuman manis gitu. Semakin persuasif menurutku. Ya kalo gini sih that's fine lah. Asal ga bilang kalo berbuka dengan yang manis itu anjuran Nabi. 

Pernyataan berbuka dengan yang manis pun ada benarnya (ingat ya maksudnya makanan atau minuman yang manis bukan manis yang lain). Seperti yang kita tahu kalo orang berpuasa itu pastinya persediaan kalori dalam tubuh terpakai. Apalagi kan ga ada asupan makanan jadi kalori terus terpakai. Belum lagi kalo aktivitas seabrek. Bikin lemes gitu bawaannya. Nah di sini nih gunanya makanan manis waktu berbuka. Makanan manis yang mengandung glukosa baik untuk proses metabolisme tubuh sehingga cepat menyuplai kalori dalam tubuh. Efeknya ya tenaga balik gitu deh, ga lemes lagi. Kira-kira gitu lah penjelasan kasarnya dari pelajaran Biologi zaman sekolah yang masih sedikit kuingat.

Gimana? Ya gitu deh. Berbuka dengan yang manis itu memang bagus juga ya. Atau mau yang manis versi Nabi dengan buah kurma? Itu lebih bagus. Tapi inget ya apapun makannya waktu berbuka jangan sampai berlebihan baik itu makanan manis atau tidak. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu ga baik, mubazir dan tentunya bikin tubuh ga sehat. Jadi, sudah berbuka dengan yang manis hari ini?