NanoNa Blog

Akhir-akhir ini rasanya aku ga semangat buat ngeblog. Iya bisa dilihat sih di bulan Maret postinganku kosong melompong. Dan kalo sudah begini, jadi kepikiran soal daftar resolusi yang aku buat awal tahun. Yap salah satunya adalah always konsisten buat ngeblog minimal 2 kali seminggu. But the fact is...resolusi tinggal resolusi. Ada aja halangannya buat bikin postingan di blog.

Jangan ditanya aku ke mana, dengan siapa dan ngapain aja*well, emang ada yang tanya?*. Ah sudahlah lupakan. Tapi daripada itu, aku mau cerita sedikit tentang teman yang baru aja aku kenal. Belum lama memang, malahan belum ada sebulan. Tapi dia benar-benar membuatku jatuh cinta terhibur untuk saat ini.

Cuplis. Itulah sebutan yang langsung kuberikan padanya pada awal berjumpa. Kenapa Cuplis? Ga ada alasan yang spesifik sih. Hanya saja dia bertubuh kecil, mungil, dan gesit. Jadi kurasa nama Cuplis akan cocok. Selain kecil, mungil, dan gesit, Cuplis berwarna biru dan campuran warna orange. Dia juga suka makan jentik nyamuk.

Biru? Orange? Jentik nyamuk? Yap, Cuplis adalah seekor ikan cupang, ikan cupang jenis crown tail atau sering juga disebut jenis serit. 

Awalnya aku memang mau pelihara sesuatu gitu kan biar kamar kosku kelihatan lebih ramai. Selain untuk hiburan juga untuk mengobati kesendirian karena katanya orang yang tinggal sendiri itu bagus kalo pelihara sesuatu. Pengennya sih pelihara cowok orang gitu eh tapi kan ga boleh *yakali cowok dipelihara macam hewan aja*. Sempat mau pelihara hamster atau sejenisnya. Tapi ko kayaknya bakal repot kalo dipelihara di kamar kos yang besarnya ga seberapa. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya pilih ikan aja.

Sempat galau juga waktu ke toko ikan hias. Baru masuk, aku sudah disambut ikan mas koki warna putih hitam bermata belo yang unyu banget. Tapi keingetan biasanya ikan mas koki rentan banget ngerawatnya. Aku butuh ikan yang kuat, tak hanya modal unyu. Disarankanlah oleh penjualnya untuk membeli ikan cupang. Akhirnya dibawalah aku ke deretan ikan cupang dalam gelas plastik bening.

Dan disanalah aku bertemu dengannya, bergerak lincah dalam wadah dengan luas terbatas. Warna biru dan ayunan memukau dari siripnya sukses membuatku memilihnya. Dialah Cuplis, ikan cupang gesit bertubuh minimalis.

Aku sudah serasa teman akrab dengan Cuplis. Dia sering aku ajak ngobrol. Ya aku tau sih ga bakalan di respon. Yang ada cuma gelembung-gelembung air yang kadang muncul waktu dia buka mulut. Tapi ga apa-apa, at least di kamar ga sendiri lagi karena sekarang ada Cuplis.