Resensi Novel: Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

16 Comments
Judul      : Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis   : Pidi Baiq
Penerbit : Mizan
Genre     : Romance
Tebal      : 332 Halaman
ISBN      : 978-602-7870-41-3

Ga tau kenapa milih novel ini buat di resensi. Suka aja sama alur, sudut pandang, dan gaya penulisnya. Sebenarnya novel ini punya lanjutan dengan judul yang sangat mirip sekali, Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991. Tapi aku bakal ngasih resensi dari sudut pandangku untuk yang novel pertama saja. Aku kurang suka yang kedua, mungkin karena endingnya yang ga bahagia *nangis sambil meluk guling. Yuk lanjut pir.... *ehhh.

Awalnya tau novel ini beberapa bulan yang lalu, terpampang di salah satu website yang jual buku online. Tapi ga terlalu ngeh karena aku pikir pasti cerita anak SMA yang gitu-gitu aja, ketahuan dari covernya. Ya, aku tau sih ada istilah don't judge a book by its cover. Tapi yah namanya manusia, pasti suka lupa kalo ada istilah kaya gitu. Jadi tanpa rasa penasaran aku memilih buku lain tanpa memperdulikan si Dilan. Sampai suatu hari aku pergi ke Toko Buku dan melihat si Dilan bertengger di bagian New Books. 

Baca sekilas judulnya. Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990. Well, judul yang menurutku agak ga biasa. Disebelahnya ada lagi pasangannya dengan judul yang hanya berbeda 1, Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1991. Jadi ini semacam bersambung tahun gitu. Liat penulisnya...Pidi Baiq. Jujur aku ga tau siapa itu Pidi Baiq karena belum pernah kenalan (tapi setelah membaca novelnya aku akhirnya stalking si Dia *Duilehhh). Sampai pada akhirnya aku lihat bagian belakang novel Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990.
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja." (Dilan 1990)
"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990)

What? Apa ini? Siapa sih Dilan ini. Asli deh penasaran. tanpa mikir langsung ambil si Dilan. Langsung dua-duanya aku ambil karena aku takut nanti rasa penasaranku ga terpuaskan kalau cuma baca satu buku. Lupakan komik-komik yang awalnya mau dibeli. Mari nikmati si Dilan. Begitu selesai bayar langsung cabut pulang, langsung baca.

Karena aku begitu kalap, malam itu langsung dua-duanya aku tamatkan. Baca buku yang pertama sambil ketawa-ketawa ga jelas. Begitu selesai yang pertama, penasaran lanjutannya. Langsung gasak yang kedua walaupun ending yang kedua ga seperti yang aku harapkan. Well, hidup itu memang ga selamanya happy ending guys. Hidup? Lagian ini kan cuma novel. Iya novel dari kisah nyata *seketika pengen ketemu Dilan. 

Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990 bercerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Milea Adnan Hussain. Dia adalah putri seorang prajurit AD. Pada tahun 1990 Milea dan keluarganya pindah dari Jakarta ke Bandung karena ayahnya dipindah tugaskan. Di Bandung Milea melanjutkan sekolahnya di sebuah SMA Negeri. Di sekolah inilah awal mula Milea bertemu dengan sosok Dilan yang meramalnya di awal pertemuan. Sejak itu Milea penasaran dengan Dilan. Milea akhirnya tahu Dilan  itu siswa yang suka bolos, sering dipanggil guru BP, dan anggota geng motor. Tapi perlakuan dan perhatian yang tak pernah terduga dari Dilan membuat Milea jatuh hati (jangankan Milea, aku loh yo pengen punya orang yang perhatian kaya Dilan *ngarep). Kemudian...ya begitulah mereka berpacaran pada akhirnya.

Aku...dan mungkin hampir semua perempaun yang baca novel ini pasti jatuh cinta pada Dilan. Gemana ga coba, perhatiannya itu loh ga biasa banget. Contohnya waktu Milea sakit, dikirim tukang urut. Waktu ulang tahun, dikasi kado TTS yang udah diisi semua biar Milea ga harus pusing mengisi. Konyol, tapi itulah Dilan. Dilan sangat menyayangi Milea dan ga suka ada orang yang menyakiti Milea. Dilan itu mengajarkan pada kita untuk selalu jadi diri sendiri. Dan Milea, mengajarkan bagaimana kita tetap mencintai orang yang kita cintai apa adanya. Milea tetap mencintai Dilan, sekalipun orang-orang banyak memberi kesan buruk pada Dilan.

Suasana kota Bandung juga tergambar dengan jelas di Novel ini. Gaya pacaran yang tahun 90an banget diwakilkan oleh sosok Dilan dan Milea. Semua di racik dengan pas, terbungkus dalam sebuah novel yang keren banget. Buat penulis, aku sekarang jadi salah satu fansmu kang Pidi Baiq. Gaya penulisan yang nyeleneh, kocak, santai tapi ngena banget di hati. Sukaaaaaaaaa. Buat yang ga suka novel-novel berat atau yang lagi nyoba buat suka baca, coba deh baca novel ini. Dijamin (walaupun aku ga jamin 100% sih) suka. Ya kalau ga suka coba aja buat suka. Asal jangan kepaksa aja yah *lohhhh.



You may also like

16 comments:

  1. tebal juga ya mba. Tapi saya jadi penasaran buat baca langsung novelnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan tebel sih mbak. Tapi ga kerasa deh tebelnya kalo udah di baca. Tauhu-tahu udah habis hehehe. Makasih udah mampir :D

      Delete
  2. backgroundnya remaja sma 90-an,hrs baca ini ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tahun 90an, waktu gadget belum semarak seperti sekarang :)

      Delete
  3. aku akhirnya baca novel Dilan yang pertama karena penasaran, banyak temen yang posting tentang Dilan dari Pidi Baiq. Dan asli suka banget. Gaya penulisannya unik. Setiap lembar halaman bikin senyam-senyum sendiri. Bahkan jadinpengen punya pacar yang kayak Dilan. Unik banget kepribadiannya. Geng motor tapi suka nulis puisi. Nah yang kedua kebetulan belum baca karena di Gramedia kemaren gak ada. Adanya stok yang pertama. Tapi sempet tanya-tanya temen yang udah baca sih. Dia juga bilanh hal yang sama "Bagus, tapi lebih suka yang pertama karena ini nggak happy ending." terus dia juga bilang kayak masih ngegantung gitu. Berharap ada seri selanjutnya.

    Komentarku panjang banget yaa. Maaf ya hehe. Ngomong-ngomong sial Dilan aku jadi inget Jingga Mataharinya - Esti Kinasih. Kalau Dilan versi tahun 90 an dan unik. Jingga Matahari versi masa kini nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kan mbak jadi pengen punya pacar kaya Dilan hahaha
      Yang kedua memang banyak yang nggantung...kurang puas aja rasanya. Tapi nanti rencana ada buku ketiga loh. Dari sudut pandang Dilan kalo ga salah

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. yang pertama pernah baca .. gelii banget .. seketika pengen jadi milea nya ,,hahahaha dilannya konyol tapi sweet :D .. yang kedua banyak yg kecewa garagara mereka putus katanya jadi belom saya baca .. next time saya baca yang kedua ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga kecewa kenapa merek ga bersatu huhuhu :(

      Delete
  6. Dilan.. Dilan.. Dilan. sukaaaa banget hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. tuh kan pasti banyak deh yang kesengsem sama si Dilan
      btw makasih udah mampir ;D

      Delete
  7. aku suka sama buku ini. sayang yang kedua ga seseru buku yang pertama.
    tapi pada akhirnya memang tidak selamanya orang yang begitu dekat dengan kita dan kita cinta adalah yang menjadi pasangan hidup kita. hmm. :)

    ReplyDelete
  8. Dilan pertama dan kedua sama bagusnya menurutku. Hanya saja jalan ceritanya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Salam kenal mbak Nur Annisa

    ReplyDelete