Ketika Foto Instagram Bercerita

12 Comments
foto instagram

Krik...Krik..Krik...Krik...Suara jangkrik di luar sana terdengar semakin bersemangat, menjadi musik pengiring seorang gadis yang tengah asik dengan laptopnya. Entah apa yang dilakukannya, tapi yang jelas malam semakin larut. Belum ada tanda-tanda dia akan beranjak tidur. Mungkin dia sedang galau terus curhat di sosmed atau mungkin dia menderita insomnia, atau...ah entahlah.

Lah jadi kaya cerita gini sih? Ok enough, that girl is me anyway. Aku memang suka bikin cerita cuman kadang suka bingung harus dibawa ke mana. Daripada mubazir jadiin pembuka di postingan kali ini deh. Postingan kali ini setelah berbulan-bulan lamanya aku ga pernah posting apapun di blog. Jadi ga usah dilihat kapan terakhir kali aku posting. Dan ya sekalian sih postingan ini juga buat diikutkan ke giveaway gitu deh #sorakinramerame. 

Yaudah sih langsung aja. Jadi lagi ada giveaway tentang Kisah Foto Instagramku di blog mbak Hani. Karena aku pikir menarik yah aku ikutan lah. Oke aku tahu ini emang mepet banget ama deadline. Bayangin aja, di hari terakhir loh, walaupun bukan di detik-detik terakhir. Tapi setelah baca persyaratan, well aku bisa ikutan ko. Kan seneng juga kalo ada yang mau baca cerita dibalik foto instagram kita, iya ga?

Aku mulai gabung instagram awal tahun 2013. Jadi sekitar 4 tahun yang lalu. Sampai saat ini followersku sekitar 500++,  following 800++ dengan jumlah postingan foto 139 (harusnya lebih cuma beberapa dihapus karena mengandung konten 4L4y). Foto-foto yang aku post di instagram itu semacam nano-nano, campur aduk. Yah kalo ibarat ngeblog tu niche-nya lifestyle gitu deh, dari mulai jalan-jalan, makanan, pemandangan, art, selfie, wefie, quote, sampai meme. Pastinya, dari foto-foto itu ada cerita di baliknya. Dan dari sekian banyak cerita, aku akan menuliskan 3 cerita dari foto yang aku pilih.

Camping di pantai hammock
Ayo Kita Hammockan

Nah foto di atas aku post tanggal 8 Juni 2015. Foto ini diambil di Pantai Sekerat, Kutai Timur dalam edisi camping ceria. Camping cuma berempat dan aku cewek sendiri. Tapi karena pergi campingnya bareng abang-abang yang sudah kenal baik, jadi ga ada tuh perasaan canggung walau cewek sendiri. Abang-abang ini yang ngenalin banyak hal tentang alam di Kalimantan Timur. Dari mereka aku belajar banyak, termasuk belajar untuk ga jadi cewek yang lemah.

Ini masih inget banget kita ngobrol malam-malam di pinggir pantai yang airnya surut diterangi sinar bulan. Sumpah keren banget. Tidurnya gelantungan pake hammock di pohon pinggir pantai dinina boboin deburan ombak. Trus belum lagi pemandangan pasir putih plus dinding alami karst di sepanjang pantai. Let's get lost. Ga mudah memang untuk sampai ke pantai ini karena jalanan di pedalaman yang bisa dibilang jelek. Tapi dari sini juga aku belajar kalo mau dapatin sesuatu yang bagus itu butuh perjuangan.

Kaskuser samarinda
Ayo senyumnya mana
Next foto tanggal 4 Juli 2015 waktu acara Kaskus Cendolin Indonesia untuk Regional Kaltim-Kaltara. Jadi Kaskus Cendolin Indonesia itu event yang diadain Kaskus untuk bagiin cendol di 54 regional di Indonesia dari Sabang sampe Merauke dengan target 15.000 gelas cendol. FYI ini sempat masuk rekor MURI loh sebagai event bagi-bagi cendol terbanyak. Nah bangga lah awak ikut ambil bagian.

Waktu itu acara diadain di lampu merah Mall Lembuswana, Samarinda. Acara yang bisa dibilang dadakan banget karena terjadi perselisihan. Belum lagi nyiapin bahan cendol, ngeracik, trus bagi-bagiin ke orang-orang di jalanan. Tapi ya karena pada akhirnya semua bekerja sama, dadakan pun tetap berakhir manis semanis cendol yang dibagiin. Nah buktinya senyum manis kami semua.

Anak suku dayak
Para Penari Cilik

Last foto pilihan tertanggal 28 Mei 2016 di Desa Budaya Pampang, Samarinda. Desa ini merupakan desa para suku Dayak dan kebanyakan adalah Dayak Kenyah. Dua anak di foto adalah anak-anak yang ikut menarikan salah satu tarian daerah yang biasa diadakan tiap hari minggu di desa tersebut. Ga cuma dua anak ini loh, masih banyak anak-anak lain yang juga jadi penari, baik anak laki-laki atau perempuan.

Bangga banget sama mereka. Di usia mereka yang masih anak-anak, mereka mau melestarikan salah satu keragaman budaya yang ada di Indonesia lewat tari-tarian yang mereka bawakan. Dari senyum mereka aku bisa tahu kalo mereka melakukannya dengan senang hati. Nah kalo aku/kita? Apa yang sudah aku/kita lestarikan? dan tiba-tiba krik..krik...

Nah jadi itu foto-foto pilihanku beserta ceritanya. Sebenarnya masih banyak juga cerita seru atau cerita dengan pesan-pesan tertentu, tapi cukup 3 aja deh (sesuai persyaratan T.T). Tapi ya, apapun foto yang kita post di instagram, sebisa mungkin post yang baik-baik dong, ga merugikan orang lain. Syukur-syukur kalo ada pesan di dalamnya, apalagi kalo bermanfaat buat orang lain. Kan jadi nilai plus?






You may also like

12 comments:

  1. Samaan nih. Instagramku juga gado2. Ada selfie, ada barang jualan juga. ^_^

    ReplyDelete
  2. Foto alay zaman dulu juga pada kuapus. :'D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak soalnya kadang malah bikin sakit mata wkwkwk

      Delete
  3. Foto yang pertam aitu keren, Mbak. ^_^

    ReplyDelete
  4. terimakasih yaa sudah ikut ga saya. Salam...

    ReplyDelete
  5. instragramku malah lebih random lagi isinya .
    pokoknya pengen upload ya upload aja haha

    ReplyDelete
  6. suka foto penari dayak ciliknya
    lucuuu

    ReplyDelete
  7. Saya setuju foto yang dipost di IG lebih bermakna/ada pesannya/bermanfaat bagi orang lain. Makanya kalo foto yang biasa aja, saya postnya ke fb aja hehe

    ReplyDelete