Ketika Mahasiswa Menjadi Simbol Perjuangan Masyarakat

0 Comments

 

Hari ini,tepatnya tanggal 27 Maret 2012,masyarakat di berbagai  daerah di Indonesia nampaknya mengadakan demo besar-besaran terkait dengan adanya kenaikan BBM.Dari mulai masyarakat biasa,para buruh,Mahasiswa,sampai beberapa anggota partai politik tertentu.Aksi mereka bisa dilihat di kantor-kantor pemerintahan hingga pusat-pusat keramaian.

Yang paling menarik adalah aksi yang dilakukan para mahasiswa.Saya begitu kagum dengan mereka.Salah satunya adalah para kakak-kakak tingkat saya di kampus.
Saat saya berangkat untuk kuliah agak siang, para kakak-kakak saya ini sudah bersiap dengan aksi yang akan mereka lakukan.Begitu juga dengan peralatan mereka,spanduk,toa,dan teman-temannya.Bahkan ada yang berdandan dengan penampilan tertentu.Saat itu saya berpikir mereka keren.
Sekitar pukul dua siang mereka mulai pawai untuk melaksanakan aksi.Dengan semangat mereka berangkat di bawah teriknya matahari kota Samarinda.Mungkin saja mereka menuju kantor gubernur,DPR,atau instansi pemerintah yang lain.
Melihat mereka,saya jadi teringat saat awal-awal menjadi mahasiswa.Kami para maba diajari bagaimana caranya melakukan aksi yang baik.Bagaimana mereka dengan semangatnya meneriakkan "kalian mahasiswa,secara tidak langsung di dahi kalian tertulis simbol perjuangan masyarakat".Saya masih ingat hal tersebut.Dan terbukti,memang mereka berjuang demi masyarakat.Walaupun aksi mereka kadang mendapat kecaman dari masyarakat,bahkan rekan mereka sesama mahasiswa.
Memang sih aksi yang mereka lakukan itu menimbulkan dampak buruk.Salah satu contohnya macet,karena aksi mereka kebanyakan dilakukan di jalan yang ramai kendaraan.Apalagi macet di kota Samarinda,saat cuaca panas.Sudah dipastikan banyak orang yang menggerutu.Tapi tahukah mereka bahwa yang para mahasiswa lakukan juga untuk mereka,para masyarakat?
Ketika saya pulang kuliah,saya juga terjebak kemacetan akibat aksi para kakak-kakak saya ini.Motor saya berhenti di samping sebuah mobil bagus yang kaca mobilnya agak terbuka.Di dalamnya saya bisa melihat pasangan suami istri.Pasangan suami istri ini dengan geramnya mengomel pada mahasiswa.Yang bikin macet lah,ribut lah,ga ada gunanya lah,bikin panas lah.Saya bisa membayangkan para mahasiswa itu juga panas,bahkan lebih panas dari mereka yang di dalam mobil.Siang-siang,panas-panas,berorasi di jalanan,emi siapa? Masyarakat.Mungkin bagi mereka yang bermobil bagus dan berduit banyak,kanaikan BBM tidak jadi masalah.Tapi cobalah mereka memikirkan masyarakat di bawah mereka.
Selain rasa kagum saya,ada juga rasa miris di benak saya.Kenapa kadang  mereka mereka harus malakukan aksi anarkis juga.

Ada teman saya yang mengatakan bahwa mereka menganut budaya Vandalisme.Merusak properti umum dan pribadi secara sadar tanpa alasan yang jelas.Tapi itu semua demi masyarakat? Saya masih ingat bagaimana kami diajarkan aksi yang baik,yang aman,dan tertib.Bukan aksi yang anarkis.
Oke,kadang mahasiswa memang susah di tebak,bahkan oleh saya yang seorang mahasiswa juga.
Saya sih mendukung aksi para mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM,tapi tidak untuk aksi yang anarkis.Tapi di lain sisi saya juga prihatin dengan pemerintah.Tapi buat apa prihatin kalau ujung-ujungnya korupsi.
Oke,satu yang pasti.Kalo memang bisa BBM ga usah naik.Kalaupun harus naik,Pemerintah harus bisa mensejahterakan masyarakat.Sekian.


You may also like

No comments: