NanoNa Blog

Desember. Apa sih yang terbayang ketika teringat kata Desember? Kalo buat aku sendiri, ada banyak hal. Contohnya musim hujan, liburan, tahun baru, dan...hari ibu. Nah yang terakhir ini selalu aku tandai loh di kalender biar selalu ingat. Iya, Hari Ibu. Dan kalau ingat hari ibu, aku teringat moment terbaik bersama ibu yang selalu aku tunggu.

Ibuku, yang biasa aku panggil mamak, adalah perempuan hebat yang pernah kukenal. Lebih hebat dari superhero di film-film. Dan sudah 11 tahun, sejak aku mengerti makna hari ibu, aku selalu memberi selamat pada mamak setiap hari ibu tiba sebagai salah satu bentuk apresiasi kehebatannya. Walaupun tanpa hadiah mahal, mamak selalu terlihat haru setiap anak-anaknya mengucap selamat hari ibu. Aku sebenarnya juga terharu, malah kadang suka sedih karena belum bisa membalas jasa-jasa mamak dengan sepadan. "Mamak tidak butuh hadiah. Kalian itu hadiah paling mahal dan berharga yang pernah mamak dapat". Dan seketika aku jadi sedih.

Mamak adalah perempuan yang hebat dalam menciptakan kenangan untuk anak-anaknya. "Biar kalian selalu ingat mamak". Selalu begitu alasannya. Mamak benar. Kenangan itu salah satu caranya.

Saat aku kuliah dan tinggal jauh dari rumah, jarang sudah kenangan yang bisa kubuat bersama mamak karena aku hanya bisa pulang saat liburan. Ucapan hari ibu pun hanya terdengar dari suara via telepon. Tapi aku selalu mengingat dan menunggu moment yang akan aku lakukan bersama mamak ketika aku bisa pulang ke rumah.

Memasak. Yap, memasak. Memasak bersama mamak menjadi moment yang selalu aku tunggu. Semua berawal karena jauh dari rumah dan kangen masakan mamak, aku mulai memasak sendiri masakan rumahan agar kangen terobati. Dan sekarang memasak jadi salah satu hobiku. Hobi ini juga karena andil seorang mamak. Mamak mengajariku memasak walau hanya lewat telepon. 

Begitulah. Ketika akhirnya bisa pulang, memasak menjadi agenda utama aku dan mamak. Rasanya senang sekali bisa memasak di dapur makanan kesukaan keluarga kami, belajar resep baru, bahkan mamak sering memberitahu tips-tips rahasia dalam memasak yang belum pernah kuketahui sebelumnya. Selain itu, kami bisa berbincang lebih akrab tentang semua hal sambil memasak, baik itu masa lalu, masa sekarang atau masa depan. Tapi yang paling aku suka saat memasak adalah cerita mamak tentang masa mudanya. 

Mamak mungkin bukan perempuan berpendidikan tinggi, tapi pengalamannya semasa muda jangan ditanya. Dia pergi merantau ke kota-kota untuk memuaskan hasrat belajarnya dalam memasak. Bukan merantau dan belajar memasak di institusi- institusi pendidikan, tapi belajar langsung di restoran-restoran di tiap kota yang didatanginya. Katakan saja masakan China, Padang, Jawa, atau masakan khas timur, semua dikuasainya, asal jangan ditanya tentang membuat kue. Tak heran bila sekarang mamak mengelola rumah makan berkat keahlian dan pengalaman memasaknya. Itu cerita yang selalu aku tunggu dan tak pernah bosan aku dengar. "Carilah pengalaman sebanyak mungkin selama kamu masih bisa, tak peduli kamu perempuan".

Itulah mamak. Dia selalu memberi kebebasan dan kepercayaan padaku sekalipun aku perempuan. Dan lewat memasak juga aku belajar banyak hal. Pengalaman, kasih sayang, kerja keras, mungkin sebagian hal yang aku dapatkan dari mamak ketika memasak. Tapi untukku, selain belajar, memasak dengan mamak juga sarana mengakrabkan diri dan menciptakan kenangan. Terlihat sederhana, tapi aku selalu menikmatinya dan itulah kenapa memasak selalu menjadi moment terbaikku bersama mamak. Kalau kamu?

<<<>>>

Tulisan ini disertakan untuk giveaway #HariIbu bersama My Scrap Book