Oh Gadis

4 Comments

Aku masih penasaran dengan gadis itu. Gadis berjilbab dengan alis tebal yang tampak alami. Bagaimana kamu tau itu bukan karena pensil alis? Ya aku hanya tahu kalo itu alami. Aku cukup tahu hanya denga menatapnya. Menatap wajah dengan mata hitam yang dibingkai kacamata. Hanya sesekali wajah itu tersenyum.


Aku melihat gadis itu pertama kali saat pergi main ke kontrakan temanku beberapa minggu yang lalu. Saat kami dan beberapa teman tengah asyik bernyanyi dengan alunan gitar, gadis itu datang. Dia sempat menghentikan motor matic merahnya di depan pagar. Tanpa dikomando kami segera mengerti dan memberi dia jalan karena posisi kami yang menghalang jalan masuk. Dia masuk dan memarkir motornya di parkiran tak jauh dari kami. Oh ternyata dia kos di sebelah kontrakan temanku. 

"Mas lain kali kalo ngumpul jangan di tengah jalan gitu dong. Kan itu terasnya masih luas." Dia berkata sambil lalu dengan ekspresi datar.
"Oh iya mbak. Maaf ya." Temanku membalas dengan sopan yang agak dibuat-buat. Wow berani juga dia menegur kerumunan laki-laki  seperti kami. Aku bertanya pada temanku tentang gadis itu. Temanku hanya menggeleng tak tahu. Siapa dia?

Sejak saat itu aku selalu penasaran. Cukup sering aku main ke kontrakan temanku hanya untuk melihatnya. Dan beberapa kali juga aku beruntung melihatnya. Tapi hanya melihat sepintas kilas, tanpa cakap. Kalaupun lebih, hanya melihat senyum tipis yang juga sepintas. Sering pula aku mengajak teman-temanku untuk bermain gitar hingga larut malam hanya untuk menarik perhatiannya. Siapa tahu dia mau bergabung.

Sampai malam tadi akhirnya kami berhasil menarik perhatiannya. Masih dengan cara yang biasa, bermain gitar di teras yang menghubungkan kontrakan dan kosannya. Dia keluar dengan baju tidur berpotongan panjang. Jilbab langsungan warna abu-abu tampak pas membingkai wajahnya. Dia berjalan perlahan dengan ekspresi datar seperti biasa. Ah akhirnya...
"Mas bisa ga main gitarnya tahu waktu. Penghuni lain di sini juga butuh istirahat, termasuk saya. Dan terus terang nyanyian kalian cukup mengganggu di malam selarut ini." Kami semua terdiam, tak membalas kalimatnya. Saat kami sadar dia telah masuk ke kamarnya. 


You may also like

4 comments:

  1. Cha, follback blog ku lah .. www.aldiripani.com blog mu dah ku follow :D

    ReplyDelete
  2. Ceritanya masih nanggung nih Cha.... Sambung lagi doong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha...kayaknya aku senang banget deh bikin cerita nanggung yak

      Delete