Entah Harus Bagaimana

16 Comments
Sumber gambar: google
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Aku segera  membereskan barang-barangku dari meja perpustakaan kampus. Sedari pagi aku sudah nongkrong di ruangan khusus skripsi. Biasa, mahasiswi tingkat akhir. Aku bergegas menuruni tangga bersama seorang teman sambil berencana untuk pergi makan siang. Aku sangat lapar karena tadi pagi hanya minum segelas energen.


Sesampainya di parkiran kami segera menuju motor yang aku parkir di bawah pohon cemara. Aku segera memakai masker dan sarung tangan. Ko rasanya ada yang aneh ya. Terasa ganjil. Dan setelah kusadarai....Astagfirullah...masa iya terulang lagi. Dengan rasa yang ga karuan di hati, aku menghampiri temanku yang sedang memakai sarung tangan tak jauh dari motorku di parkir.
"Beb, helmku hilang lagi."

***

Lagi, lagi dan lagi. Kalo dihitung, sudah 6 kali aku kehilangan helm. Entah aku yang bodoh, teledor, atau bagaimana. Tapi enam kali? Entah harus kusebut apa. Maling- maling itu masih saja berkeliaran, mencari korban dan lagi-lagi aku jadi korbannya. Sebenarnya hari ini buat tantangan OneDayOnePost, aku mau review buku, tapi karena kejadian helm hilang jadi ga tahan mau curhat :(

Kehilangan helm bukan hal yang baru di kota Samarinda. Kalo digabungkan, mungkin setiap hari ada puluhan orang yang kehilangan helm. Bagaimana bisa tau? Ya walaupun tak tercatat di kepolisian, aku, dan mungkin sebagian besar warga Samarinda, bisa menebak fakta ini. Lantas? Ya sudah, sabar aja, ikhlaskan, beli helm lagi. Mau dilaporkan pun persoalannya sepele dan pasti susah sekali dilacak. Mau tak mau menerima keadaan, walaupun dalam hati nyesek banget, belum bisa ikhlas.

Awal kehilangan helm di semester 4. Bisa dibilang itu helm kesayangan. Padahal sudah disangkutkan di jok. Tapi si maling nekat menarik. Sampai sangkutan di jok patah dan helmnya terbawa. Aku shock, jengkel, sedih, tapi ya mau gemana lagi. Tak lama beli helm baru. Sekitr 1 bulan kemudian, dipake buat ke ATM ambil uang. Karena aku mikirnya sebentar akhirnya kutaruh di atas spion. Saat keluar ATM, helm sudah tak ada. Padahal keadaan sekitar terlihat cukup ramai.

Aku nelpon mamak di rumah soal dua kali kehilangan helm. Mamak cukup kaget. Tapi mamak bilang sabar aja. Mungkin karena aku kurang bersyukur atau kurang memberi pada yang kekurangan, makanya diingatkan oleh Allah lewat helm yang hilang. Akhirnya aku relakan. Lalu aku memutuskan untuk membeli helm lagi. Salah seorang teman mengusulkan untuk beli helm second aja di daerah pasar terbesar di Samarinda. Pergilah kami berdua ke sana. Sesampainya di sana...

Ada banyak sekali toko helm second. Mungkin jumlahnya puluhan. Mereka menjual semua merk helm. Dari merk yang terkenal samapi yang biasa saja. Dari yang kondisinya mulus banget sampai yang lecet-lecet, dengan harga yang tentunya lebih miring dari helm yang baru. Aku tertegun sejenak. Kata temanku semua penjual helm itu adalah penadah dari maling-maling helm yang selama ini berkeliaran. Ya Allah. Sekarang ini, demi uang apapun dilakukan. Tak ingin berlama-lama, akhirnya aku memilih helm yang sama dengan helm yang sebelumnya hilang. Dalam hati sebenarnya ga mau, tapi aku ga punya cukup uang untuk sekedar membeli helm yang baru.

Tapi beberapa bulan kemudian helm itu hilang saat aku tinggal kuliah. Begitu juga dengan helm yang kubeli selanjutnya dan selanjutnya. Yang terakhir cukup mencengangkan, karena si maling sampai memotong tali pengait helm dari jok. Dan yang terakhir tadi siang, di halaman parkir perpustakaan kampus. Karena biasanya aman karena ada satpam yang berjaga, jadi hanya kukait seperti biasa di pengait jok. Tapi hilang juga. Nyeseknya masih kerasa sampai aku buat postingan ini. Dari sekian banyak helm yang ada di parkiran, kenapa harus helmku? Apa yang salah denganku?

Dan untuk kesekian kalinya aku beli helm second lagi. Rasa nyesek kian bertambah saat memandang jejeran helm yang dijual. Rasanya seperti menebus helm sendiri, bukan membeli. Aku berdo'a dalam hati semoga ini yang terakhir kali. Jadi buat warga Samarinda hati-hati aja lah. Bisa saja anda korban selanjutnya. Atau buat kalian, ada yang pernah ngalamin kaya gini? Sumpah aku masih sedih banget.


<<<>>>


#OneDayOnePost
#HariKetiga


You may also like

16 comments:

  1. Kemungkinan hal ini terus berulang karena dibiarkan,dlm artian tak ada upaya warga untuk mencari tahu siapa pelakunya. Dengan begitu si maling merasa aman saja melakukan aksi nya dan hal itu terus berulang. Dulu di kampus ada kejadian yang sama maka diusutlah dan pelaku nya ditemukan digelandang ke kantor polisi. Dan kampus memberlakukan aturan yg super ketat utk masuk kampus jd klo tidak punya KTM kampus tersebut g usah ngarep bisa masuk
    He he he

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pernah d usut mbak dan pernah ada yg ketangkep. Pelakunya ternyata mahasiswa. Katanya maling helm buat biaya hidup karena ga dikirimin uang sama ortu. Tapi walaupun ada yg ketangkep, masih ada aja kasus kehilangan helm. Miris

      Delete
  2. sebaiknya jng beli yg second lagi, penadahnya selalu untung kalau masih ad yg beli second, dan kalau tau itu penadah, dng beli second kita juga harus merasa bersalah lho... karena yg kita beli adalah punya orang yg kehilangan juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kalo di posisi kaya gini rasanya dilema. Dan tau lah pasti apa yg akan terjadi ketika masalah uang mengalahkan hati dan rasionalitas?

      Delete
  3. kebayang pasti sebeeel bangeeet yah :). Semoga tidak terulang lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebel itu pasti mbak. Apalagi kalo sampe enam kali :|

      Delete
  4. Turut berduka atas kehilangan helmnya yg berturut turut ya, Mbak Annisa. Sabar ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, mungkin ini karena ga dapat ridho dari Allah juga kali ya gara-gara beli dari penadah

      Delete
  5. Waduh cah, jadi takut aku
    Oh iya, kok masih di kampus aja? Sekarang liburan semester kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya kalo memungkinkan mending dibawa dah helmnya. Unmul rawan tau.
      Aku mesti konsul sama dosen pembimbing makanya ga pulang

      Delete
  6. nah yang kayak gini harusnya pihak kepolisian bisa sadar diri dan bertindak, setidaknya bisa kan pihak instansi pemerintahan atau kampus dan sekolahan pasang cctv, masak iya gak ada satu malinpun yang ketangkap, helm ga semahal motor, tapi kalo yg dicuri ribuan, mahal juga kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada ko yg ketangkap tapi ya itu masih ada aja malingnya

      Delete
    2. mungkin yg ketangkep cuma ujung jarinya saja belum sampai kejantung dan otaknya

      Delete
  7. Pencurian helm makin merajalela. :( Sayangnya gak ada maling yang jera

    ReplyDelete
  8. Hati hati juga di parkiran rshd,, gak ada 3jam disana sudah bablassss helm-nya

    ReplyDelete