Mama

7 Comments
Sumber gambar: pinterest.com
Ruangan itu tampak lengang. Mama duduk di hadapanku. Wajahnya putih pucat, tanpa riasan dan tampak lelah. Kerutan wajah juga terlihat jelas. Tapi walaupun begitu, aku masih bisa melihat bekas gurat-gurat kecantikan semasa mudanya. Aku ingin memandang lama wajahmu ma.

Ingatanku kembali pada masa-masa di mana aku masih berada di bangku sekolah dasar. Teman-teman selalu iri karena aku memiliki mama yang cantik. Tentu saja aku senang dan bangga. Saat itu, mama selalu mengantar jemput aku sekolah. Sepulang sekolah, kami kadang-kadang mampir makan es krim kesukaanku. Atau langsung pulang ke rumah, dan mama akan menyiapkan makan siang istimewa. Aku benar-benar rindu masa itu.
“Ma, 3 hari lagi Rei akan menikah. Rei pasti senang seandainya mama bisa hadir.” Aku sedikit tegang dan gugup mengatakan maksudku. Tapi aku berusaha terus menatap mama.“Alin juga menitip salam untuk mama. Dia tak bisa ikut karena dalam masa pingitan.” Mama mendongak dan tersenyum. Aku rindu senyum itu.

Tapi senyum itu seketika berubah menjadi tangis. Mula-mula tangis tertahan, tapi kian lama tangisannya meraung-raung. Aku berusaha tetap menatapnya, dan berusaha tak menangis. Tapi aku tak bisa. Sebelum air mata menyeruak dari mataku, aku berbalik dan berjalan menjauh.
“Kamu mau meninggalkan aku lagi? Kurang apa aku? Kenapa kamu lebih memilih wanita itu? Kenapa?”

Tak kupedulikan  pertanyaan mama yang disertai raungan tangisan. Aku ingin segera pergi. Ya, mamaku gila. Lebih tepatnya menjadi gila sejak papa pergi dengan wanita lain, tanpa memberinya penjelasan.

<<<>>>



#OneDayOnePost
#HariKeempat


You may also like

7 comments:

  1. Sedih, itu bisa jadi awal cerita n berlanjut mba

    ReplyDelete
  2. Setuju ama mbak Rina... Ceritanya bisa dikembangkan lagi..

    ReplyDelete
  3. Setuju ama mbak Rina... Ceritanya bisa dikembangkan lagi..

    ReplyDelete
  4. FF saja apa mau dibuat cerpen nih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sementara FF aja mbak. Belum kepikiran mau diperpanjang hehe

      Delete