Summer In Hell: Ketika Liburan Berujung Maut

3 Comments

"Kematian bisa begitu memikat, dan penyesalan selalu datang terlambat"
Yak, di minggu siang yang cerah dan panas ini, dengan ditemani segelas es coklat hasil beli di pinggir jalan, aku mau sedikit berbagi cerita tentang sebuah buku yang menjadi salah satu buku favoritku. Cie ngeresensi buku cie. Bukan resensi ko. Ini hanya sedikit ulasan. Sangat jauh dari kata resensi. Aku hanya mau berbagi cerita. Jadi, back to topic ya.

Buku ini bukan buku terbitan baru. Bisa dibilang terbitan lama malah. Buku ini aku beli beberapa tahun yang lalu dari sebuah bazar buku yang diadakan di kota Samarinda. Kalo liat buku ini, aku selalu menyesal bercampur sedih. Loh kenapa? Bukannya kalo liat buku favorit itu jadi senang ya? Bukan begitu, hanya saja aku menyesal kenapa saat itu aku hanya beli buku ini. Padahal banyak buku bagus dengan harga miring. Ya begitulah, buku ini sukses membuatku teringat bazar buku kala itu. Tapi sudahlah, itu masa lalu.


Judul     : Summer In Hell
Penulis  : Scott Smith
Penerbit : Dastan Books
Tahun    : 2007
Tebal     : 548 Halaman
ISBN     : 978-979-3972-25-1
Empat orang Turis Amerika- Eric, Jeff, Amy, dan Stacy- berlibur di Cancun, Meksiko. Di sana mereka berteman dengan Mathias yang berkebangsaan Jerman dan Pablo yang berasal dari Yunani. Mathias mengajak mereka bertualang melintasi hutan menuju sebuah situs reruntuhan kuno peninggalan suku Maya guna menyusul adiknya yang ikut bersama rombongan arkeolog ke sana.
Namun sesampainya di situs misterius itu, bukannya menemukan rombongan arkeolog, mereka malah menerima ancaman dari suku Maya setempat yang akan membunuh mereka jika mereka meninggalkan situs tersebut. Dan tanpa di sadari, sesuatu yang mematikan mengintai di sana. Sesuatu yang menikmati ketakutan dan keputusasaan mereka, yang hendak menghabisi mereka secara perlahn dan menyakitkan, satu demi satu.
Di lembar-lembar awal buku ini bercerita tentang kegiatan turis yang tak lepas dari laut, pantai dan hotel ditambah pesta pada malam hari. Tapi itu tak lama sampai akhirnya Mathias, mengajak untuk mencari adiknya, Heinrich, ke sebuah situs reruntuhan. Dari sini latar tempat akan berpindah ke hutan-hutan lebat di Meksiko dan pada situs reruntuhan yang akan menjadi latar sampai cerita berakhir.
"Mereka semua mati. Cuma barang-barang ini yang tersisa. Semua ini dan tulang-belulang mereka. Dan, aku katakan tumbuhan merambat itulah pelakunya. Tumbuhan merambat itu membunuh mereka. Dan sekarang, bahkan saat kita berbicara, dia berencana membunuh kita" (Jeff, hal: 249)
Dengan alur maju dan mundur yang digunakan penulis, latar belakang para tokoh tergambar dengan jelas. Belum lagi suasana tegang, takut, sedih, diungkapkan secara perlahan, memungkinkan pembaca untuk menilai sendiri bagaimana watak dari masing-masing tokoh, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Aku suka penggambaran suasana yang diungkapkan penulis. Terasa begitu nyata. Rasa sakit, takut, lapar, seolah-olah pembaca bisa ikut merasakan. Apalagi bagian waktu Eric mengorek luka di tubuhnya dengan pisau. Ewwww...bikin merinding.

Dengan sedih kukatakan, cerita di buku ini tak berakhir bahagia. Tapi ada banyak pesan yang bisa diambil dari buku ini, contohnya harus setia kawan, sabar, bijaksana, berfikir logis, ya walapun semua ga guna sih pada akhirnya di buku ini.

Waktu setengah baca buku ini, aku jadi keinget film apa gitu. Dan semakin di akhir-akhir, aku yakin kalo buku ini ada filmnya. Setelah selesai baca memang iya. Buku ini sudah di filmkan, dengan judul "The Ruins". Karena penasaran, akhirnya download juga filmnya. Filmnya sendiri cukup menghibur. Tapi ya begitulah, versi buku lebih bagus menurutku. Karena di filmnya sendiri, endingnya jauh berbeda dengan di buku.

Ga tau sih ya sekarang dapat buku ini gampang atau ga, but overall, terlepas dari tahun terbitnya yang udah lama, buku ini cakep banget. Ya iyalah, kalo ga ya ga mungkin jadi buku favoritku dan ga mungkin aku baca sampe berulang kali. Dan dengan bangga juga aku rekomendasiin buku ini buat para pecinta mystery and thriller.


You may also like

3 comments: