Karena Hobi dan Keluarga

13 Comments
berwirausaha

Berwirausaha bukan hal yang baru untukku. Banyak orang yang membuatku termotivasi untuk terjun langsung dalam dunia usaha yang mandiri ini. Dari sekian banyak orang itu, keluargaku lah yang banyak berpengaruh. Bagaimana bisa?

Akan aku ceritakan sedikit tentang keluarga yang dimataku sangat hebat. Bapakku bukan pegawai negeri atau pekerja kantoran dengan gaji bulanan. Bapakku hanya orang yang sudah lama usaha dibidang jual beli tanah. Selain jual beli tanah, kini usahanya merambah ke dunia peternakan. Bahkan baru-baru ini bapak berhasil dengan telur asin hasil ternak itiknya.

Mamakku sendiri bukan ibu rumah tangga yang selalu ada di rumah. Sejak aku kelas 2 SD, mamak sudah disibukkan dengan usaha rumah makan yang dikelolanya. Mamak baru pulang ke rumah saat sore hari. Tapi walau sibuk begitu, mamak tetaplah sosok ibu yang sebenarnya. Beliau tetap ingat tugas-tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Aku malah bangga, sekarang mamak berkolaborasi dengan bapak dalam usaha kuliner. Tuh, bahkan dalam dunia usaha pun mereka tetap saling melengkapi. Ini so sweet versi aku.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ungkapan tersebut berlaku di keluargaku. Kakak lelakiku pun memilih terjun ke dunia usaha. Sejak lulus SMA tahun 2005, dia memilih untuk kursus di bidang otomotif, mematahkan harapan kedua orang tuaku yang begitu menginginkannya untuk masuk perguruan tinggi. Setelah mengambil kursus dan mendapat skill yang mumpuni, dia mendirikan bengkel sederhananya. Kini, bengkel sederhana tersebut bertambah besar karena dia juga menjual berbagai sparepart motor. Selain usaha bengkel tersebut, kakak juga usaha jual beli besi tua.

Sama seperti kakak, adikku yang lelaki tidak melanjutkan pendidikan selepas SMA. Dia pun ingin berwirausaha. Tapi karena tak ingin terlalu membebani orang tua, dia memilih bekerja untuk mengumpulkan modal. Tak lama memang dia bekerja, hanya 2,5 tahun. Tapi itu sudah cukup untuk modal usahanya. Sekarang dia mempunyai toko sembako sendiri, tak jauh dari rumah makan mamak.

Bermula Pada...

Dengan background keluarga yang terjun ke dunia usaha, aku rasanya tak mau tinggal diam. Di tahun 2013, aku pernah mencoba menjual sepatu dan barang-barang fashion wanita. Aku menjualnya dengan sistem online. Tapi karena kesibukan kuliah saat itu, aku malah jarang online dan usahaku hanya bertahan 5 bulanan.  Aku tidak melanjutkan usahaku karena tidak sempat mengupdate barang dagangan. Kini toko online tersebut terbengkalai.

Memulai Lagi

Akhirnya aku memilih untuk fokus kuliah saja. Tapi karena saat ini aku sedang dalam proses penyusunan skripsi, aku punya banyak waktu luang. Lagi-lagi kepikiran untuk buka usaha. Mau lanjut jualan online tapi masih belum sreg. Akhirnya telponan sama mamak karena mamak adalah orang yang paling mendukung bila anak-anaknya mencoba berwirausaha. Mamak menyarankan untuk usaha makanan siap saji saja mengingat aku hobi memasak. Kalau dari hobi bisa menghasilkan uang, kenapa ga dicoba pikirku. Aku juga berpikir kalau makanan pasti tetap dicari orang, jadi usaha di bidang makanan masih berpeluang besar.

Walau sudah mendapat ide, aku tidak langsung membuka usaha. Persiapan yang kulakukan cukup lama. Modal, tempat usaha, pemilihan menu, harga jual, serta marketing adalah beberapa hal yang kupersiapkan. Temanku yang tahu akan ideku, ikut bergabung. Dengan bergabungnya temanku ini, modal jadi agak ringan walau tidak dalam jumlah besar. Dia juga menyarankan untuk menjadikan kontrakannya sebagai base camp usaha kami. Karena modal yang pas-pasan, akhirnya kami memilih usaha makanan yang berbasis rumahan.

Setelah masalah modal dan tempat teratasi, kami membuat brand biar terkesan berkualitas. “Dapoer Kos” yang sudah lama aku pikirkan menjadi pilihan kami, dengan tagline “Menu Rumahan Harga Kosan. Dapoer Kos dipilih karena basis jualan kami yang berada di kontrakan (kos). Sedangkan taglinenya karena menu makanan yang kami sediakan kebanyakan masakan rumahan yang banyak dirindukan para anak kos (pengalaman sendiri). Dan pastinya harga yang kami tawarkan juga sesuai dengan kantong para anak kos.


Wirausahawan Muda Indonesia
Dapoer Kos
Persiapan selanjutnya adalah memasak untuk keperluan marketing. Ini juga sekaligus menjadi ajang perhitungan modal dan harga jual.  Selain itu juga jadi waktunya icip-icip. Walaupun aku sudah yakin dengan rasa masakanku, aku perlu orang lain sebagai pencicip agar semakin yakin. Teman-temanku sangat membantu dalam hal ini. Banyak dari mereka  yang kuminta datang untuk mencicipi masakanku.



Masakan rumahan nusantara
Beberapa Menu Andalan
Karena usaha yang kujalankan bersama temanku adalah usaha kecil-kecilan berbasis rumahan, maka pemasaran yang kami lakukan tidak terlalu heboh. Kami mengandalkan sistem mulut ke mulut. Selain itu kami juga mengandalkan sosial media seperti BBM dan Line. Sistem jualan yang kami lakukan adalah pesan antar. Atau bisa juga diambil sendiri ke base camp kami. Targetnya tentu saja para anak kos karena banyak temanku yang sesama anak kos dan pastinya sesuai dengan nama yang kami usung, Dapoer Kos. Akhirnya pada awal bulan Oktober 2015, Dapoer Kos resmi dibuka. Setelah jalan 3 mingguan, tanggapan yang kami terima sesuai harapan. Memang ini hanya usaha kecil-kecilan, tapi alhamdulillah hasilnya lumayan.

Suka Duka

Membuka usaha sendiri itu pastinya penuh suka duka. Aku juga merasakannya. Sukanya itu karena aku melakukan sesuatu yang sedari awal sudah aku sukai. Rasanya semua jadi menyenangkan. Dan yang menyenangkan lagi adalah, usaha kami yang baru seumur jagung sempat masuk koran daerah  di rubrik Young Spirit. Dukanya? Sampai saat ini alhamdulillah belum ada duka yang berarti. Palingan ya harus pergi ke pasar subuh-subuh untuk mendapat harga bahan masakan yang segar dan murah, bersaing dengan para ibu-ibu dan tukang sayur. Kenapa aku memasukannya dalam duka, karena kadang aku kalah saing dengan jiwa pasar para ibu-ibu T.T


wirausahawan muda indonesia

Nah itu tadi cerita singkat tentang usaha kecil-kecilan yang sedang aku rintis. Memang masih kecil tapi semoga saja ke depannya bisa besar dan tetap lancar. Aku mungkin bukan usahawan hebat, tapi kalo ada yang mau mencoba usaha kuncinya jangan takut. Kalau ada niat pasti ada saja jalannya. Jangan lupa perhatikan target dan teruslah berinovasi, berusaha keras pantang menyerah. Dan satu lagi, motivasi juga penting agar tujuan usaha terarah. Let's try and be a boss for yourself.



“Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Semua Tentang Wirausaha yang diselenggarakan oleh Suzie Icus dan Siswa Wirausaha


You may also like

13 comments:

  1. smuanya berkecimpung di dunia wirausaha ya mbk, termasuk dikau jg, semoga usaha dapoer kosnya makin maju ya mbk amin

    ReplyDelete
  2. Mantap! Lancar dan sukses selalu buat usahanya, mbak... :))

    ReplyDelete
  3. wihhh, keluarganya wirausaha semua :)
    sukses terus buat usahanya yah Mbak :)

    ReplyDelete
  4. Subhanallah, hebat keluarganya, semua berwirausaha. Semoga usahanya sukses selalu.

    Salam kenal, Mbak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan saya beruntung sekali tumbuh besar di keluarga yang hebat hehe

      salam kenal juga ya mbak :D

      Delete
  5. waaah keluarga pengusahaa.. good luck GAnya mbaak.. laris manisss yaaa..

    ReplyDelete
  6. Waah, anak muda yg inspiratif sekali. Semoga usaha masakan tumahanmu tambah maju yaa. Like it!

    ReplyDelete
  7. subhanallah.. keren ih kuliah sambil wirausahaa...
    duh kenapa dulu pas aku kos dan kuliah ga kepikiran, yakali masak aja blm bisa :D
    semangat terus ya, makasih tipsnyaa..
    makasih juga ud ikutan GA ku yaa:)

    ReplyDelete